Oleh:
Nuryani, SP.
Penentuan
Saat Panen
Cara-cara untuk membuat keluar
malai serentak:
-
Perlu diperhatikan meratanya benih yang disemaikan.
-
Penaburan pestisida dan pupuk harus rata untuk memperoleh tanaman yang seragam.
-
Pengolahan tanah harus sama dalamnya.
-
Permukaan sawah harus rata.
-
Mengurangi tumbuhnya anakan padi yang tidak produktif dengan cara pengeringan sawah selama 5 – 10 hari setelah fase terbentuknya anakan produktif berakhir.
-
Kurang adari 10 hari sebelum panen, sawah dikeringkan agar masaknya padi lebih merata dan padi yang dipanen tidak basah.
Penentuan saat panen dapat
dilakukan dengan pengamatan visual dan pengamatan teoritis.
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada
hamparan lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen padi
dicapai apabila 90 – 95% butir gabah pada malai padi sudah kuning
atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan
mengasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen
giling yang tinggi.
Pengamatan teoritis dilakukan
dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air.
Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur padi yang tepat adalah 30
sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135 sampai 145
hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai
setelah kadar air gabah mencapai 22 – 23% pada musim kemarau dan
antara 24 – 26% pada musim penghujan.
Panen
Sabit merupakan alat panen
manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri dari 2 jenis,
yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi. Sabit bergerigi pada umumnya
digunakan untuk memotong apdi varietas unggul baru yang berpostur
pendek. Penggunaan sabit bergerigi dapat menekan kehilangan hasil
sampai 3%.
Spesifikasi sabit bergerigi
yaitu:
-
Gagang terbuat dari kayu bulat berdiameter 2 cm dan panjang 15 cm.
-
Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12 - 16 gerigi sepanjang 1 inci.
-
Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah dan potong bawah tergantung cara perontokannya. Pemotongan dengan cara potong bawah dilakukan bila perontokan dengan menggunakan pedal thresher atau digebuk. Pemotongan atas atau tengah apabila menggunaan power thresher.
Sistim panen harus dibuat
berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
-
Pemanenan dilakukan dengan sistim beregu atau berkelompok.
-
Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen.
-
Jumlah pemanen 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal theresher atau 15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.
Setelah disabit, sebelum
dilakukan perontokan padi ditumpuk. Ketidaktepatan dalam penumpukan
dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya
pada waktu penupukan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah
pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil
atnara 0,94 – 2,36%.
Penggunaan power thresher
dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil sekitar 3%. Berikut
ini cara perontokan padi dengan power thresher:
-
Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perotok tipe “throw in” dimana semua bagian yang akan dirotok masuk ke dalam ruang perontok.
-
Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok dnegan alat atau mesin yang mempunyai tipe “hold on” dimana tangkai jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yang ada malainya yang ditekankan kepada alat perontok.
-
Setelah mesin dihidupkan atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang diinginkan.
-
Putaran silinder perontok akan menghisap jerami padi yang dimasukkan dari pintu pemasukkan.
-
Jerami akan berputar-putar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbaga oleh gigi perontok dan sirip pembawa menuju pintu pengeluaran jerami.
-
Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedangkan jerami akan terdorong oleh plat pendorong ke pintu pengeluaran jerami.
-
Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang lolos dari saringan perontok akan jatuh ke ayakan dnegan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.
-
Butiran hampa atau benda-benda ringan lainnya akan tertiup terbuang melaui pintu pengeluaran kotoran ringan.
-
Benda yang lebih besar dari butiran padi akan terpisah melaluai ayakan yang berlubang, sedangkan buti padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas.
Pengambilan
Ubinan
Pengubinan merupakan istilah
yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk
menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian
tidak hanya padi sawah. Namun teknik ini paling umum digunakan untuk
memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan ( 1 ha ).
Langkah
pengubinan
Pengubinan
dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :
-
Mengambil minimal 3 titik berbentuk ubin berukuran 2,5m x 2,5m per hektar sawah.
-
Memotong padi hasil ubinan
-
Memisahkan bulir padi dari batangnya.
-
Menampi untuk memisahkan gabah hampa.
-
Menimbang padi hasil ubinan (termasuk gabah hampa.)
Setelah
itu timbang padi hasil pemisahan tadi. Hasil timbangan tersebut di
kalikan 16 lalu di kalikan 80%
Manfaat
Pengubinan
Fungsi kegiatan pengubinan
adalah para petani bisa mengetahui perkiraan potensi hasil dari
tanaman padi petani, hal ini bermanfaat agar petani tidak diperdaya
oleh sistem jual ijon (borong) yang hanya memperkirakan harga
perluasan lahan yang ada. Contohnya seorang petani memiliki lahan
sawah yang telah ditanami padi dan siap penen, lahan tersebut sudah
ditawar oleh para pengijon seharga 17,5 juta rupiah untuk hasil
gabah yang dipanen 1 ha milik petani tersebut, ternyata setelah
menghitung sendiri bahwa potensi panen yang diperkirakan dari hasil
ubinan dilokasi petani tersebut diperoleh data 4750 grm untuk luasan
2,5 m x 2,5 m dengan sistem tanam jajar legowo 4:1, maka prediksi
hasil panen yang diperoleh adalah (4,75 kg x 16 = 76 kwintal gabah
panen dan jika dijual maka hasilnya adalah = (76 kwintal x Rp.
350.000 = Rp. 26.600.000), ternyata hasil panen bisa mencapai 2 x
lipat dari prediksi pedagang ijon.
Kegiatan pengubinan bisa
membuka pengetahuan petani tentang prediksi produksi gabah panennya.
Walaupun terkadang secara tidak sadar kegiatan ini hanya sekedar
menghitung hitung namun secara sosial hal ini bisa berdampak
perubahan yang sangat baik bagi kesadaran petani yang selama ini
masih terjerat pola pikir ijon.
Kegiatan ini juga bisa menjadi
sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka wawasan pola pikir
petani tentang teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga
menerapkan metode dan teknik teknik yang membutuhkan pembelajaran
terlebih dahulu.
Pengubinan juga menjadi tolok
ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil
ubinan menunjukan adanya dampak penerapan teknologi yang telah
dilaksanakan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakuan evaluasi
bersama untuk perbaikan usaha tani yang akan datang.
Oleh karena itu dalam setiap
kegiatan pengubinan penyuluh tidak hanya melakukannya bersama petugas
dari BPS namun juga melibatkan petani sebagai pelaku utama dalam
kegiatan pengubinan.
Disadur
dari:
-
Panduan Teknologi Mendukung Program SLPTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, 2010.
-
Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, Balai Penelitian Tanaman Padi, International Rice Research Institute, 2004.
-
Bercocok Tanam Padi, Yasaguna Jakarta,1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar