Kamis, 10 Maret 2016

PENGOLAHAN TANAH SECARA SEMPURNA

Oleh: Nuryani, SP.


Pengolahan tanah merupakan salah satu komponen teknologi dasar PTT Padi Sawah. Keuntungan dari pengolaan tanah yang sempurna adalah:

1.     Mempermudah penanaman.

2.     Tersedianya media tumbuh yang baik sejak awal pertumbuhan

3.     Meningkatkan efisiensi penggunaan air.

4.     Menekan hilangnya unsur hara yang larut dalam air.

5.     Menekan pertumbuhan gulma.




Pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dapat ditingkatkan melalui sistim tanam. Beberpa sistim tanam yang telah diterapkan di Bengkulu diantaranya adalah sistem tegel, jalur, tidak beraturan dan legowo. Sistim tanam legowo merupakan salah satu komponen teknologi pilihan pada PTT Padi sawah.


Keuntungan sistim tanam jajar legowo dibandingkan dengan sistim tanam tegel adalah:

1.     Mempermudah pemeliharaan tanaman.

2.     Menciptakan kondisi lingkungan yang tidak disukai oleh hama tikus.

3.     Meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang tersedia.

4.     Meningkatkan hasil/produktivitas.





Pengolahan Tanah Sempurna


Pengolahan tanah merupakan manipulsi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma.
 

Kegiatan pengolahan tanah meliputi

1. Perbaikan saluran dan pematang.

2. Pembajakan.

3. Penggaruan dan perataan.


Perbaikan saluran dan pematang


Dalam pengolahan tanah sempurna perlu diperhatikan saluran irigasi, baik saluran pemasukan dan saluran pembuangan. Saluran-saluran pengairan perlu diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput. Pembersihan ini akan mencegah kehilangan air dan mengurangi terbawanya biji gulma ke dalam petakan sawah.


Pematang harus diperbaiki, dibuat cukup tinggi agar dapat menahan air dengan baik. Selama penggarapan tanah air tidak boleh mengalir ke luar.


Membajak tanah


Petakan sawah diairi seminggu atau tiga hari sebelum pembajakan. Tujuannya untuk melunakkan tanah dan menghindari melekatnya tanah pada mata bajak. Di tepi dan ditengah sawah dibuat jalur air agar cepat membasahi seluruh petakan.


Mata bajak sapi, kedalamam 15 - 25 cm
Dalam pembajakan sawah lapisan tanah atas akan terbalik dan hancur. Tanah diolah dengan kedalaman 15 – 25 cm. Manfaat dari pembajakan antara lain:

1.     Pemberantasan gulma, sebab dengan pembajakkan tumbuhan dan bijinya akan terbenam.

2.     Pembenaman bahan organik, seperti jerami, pupuk hijau yang akan terbenam dan bercampur dengan tanah. Semua ini merupakan sumber unsur-unsur hara bila telah mengalami penghacuran dan terurai.


Setelah dibajak, tanah harus digenangi, untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan menghindari hilangnya nitrogen dan melunakkan bongkahan tanah. Penggenangan dilakukan selama kurang lebih seminggu.



Menggaru dan perataan


Sebelum tanah mulai digaru, terlebih dahulu air dalam petakan dibuang, dintinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah. Selama penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup untuk menjaga supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan.


Penggaruan dilakukan dengan memanjang dan melintang agar bongkahan tanah dapat dihancurkan. Penggaruan berulang-ulang dapat memberikan manfaat:

a)    peresapan air dikurangi

b)    permukaan tanah menjadi rata

c)    penanaman menjadi mudah

d)    gulma yang ada akan terbenam


Setelah penggaruan yang pertama, sawah digenangi lagi selama 7 – 10 hari, lalu disusul dengan penggaruan berikutnya. Penggaruan terakhir bertujuan untuk:

a)    meratakan tanah

b)    membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi.

c)    Melumpurkan tanah dengan sempurna.


Pengolahan tanah sempurna jika perbandingan lumpur dan air mencapai 1 : 1 dicirikan dengan mencelupkan logam stainless ke dalam lumpur lalu diangkat lagi, maka lumpur tidak menempel dan yang menepel hanya air keruh. Penggarapan tanah mulai dari pembajakan pertama sampai dengan penggaruan terakhir memerlukan waktu kira-kira 25 hari.


Disadur dari : Bercocok Tanam Padi karangan Sumartono, dkk, Yasaguna, Jakarta, 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar