Kamis, 10 Maret 2016

SELEKSI BENIH DAN PERSIAPAN PERSEMAIAN


Oleh: Nuryani, SP.


Mengapa harus menggunakan benih bermutu?

1.     Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.

2.     Benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan seragam.

3.     Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan tegar.

4.     Benih yang baik akan menghasilkan hasil tinggi.





Dalam berusaha tani padi sawah sebaiknya dilakukan pergiliran varietas.  Jangan menanam padi varietas yang sama secara terus menerus. Manfaat dari pergiliran varietas adalah:

1.     Varietas dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan musim tanam dan pola tanam, seingga produktivitas antar musim tetap tinggi. Varietas untuk musim rendeng dan musim gadu berbeda disesuaikan dengan karanteristik benih yang paling sesuai dengan musim tersebut.

2.     Pergiliran varietas antar musim dengan varietas yang berbeda akan berfungsi sebagai menghambat pembentukan hama atau penyakit baru.

3.     Pergiliran varietas yang terencana memudahkan dalam penyiapan benih agar tepat jenis, tepat mutu dan tepat waktu.



Kelas benih dalam sertifikasi benih di Indonesia.


Terdapat 4 kelas benih  berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.39/Permentan/OT.140/8/2006 dalam sertifikasi benih Indonesia, yaitu:

1.     Benih Penjenis (BS), label kuning, dimiliki dan diproduksi oleh pemulia Tanaman di Balai Penelitian Komoditas atau UPBS (Unit Produksi Benih Sumber).

2.     Benih Dasar (BD), Label Putih, dimiliki dan diproduksi oleh BBI (Balai Benih Induk), penangkar benih yang mendapat rekomendasi BPSB, produsen benih swasta/BUMN.

3.     Benih Pokok (BP), Label Ungu, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (Balai Benih Utama), Penangkar Benih yang mendapat rekeomendasi BPSB, produsen benih swasta/BUMN.

4.     Benih Sebar (BS), label biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (Balai Benih Utama), Penangkar Benih yang mendapat rekomendasi BPSB, produsen benih swasta/BUMN.







Ciri-ciri benih bermutu tinggi:

1.     Varietasnya asli

2.     Benih bernas dan seragam

3.     Bersih (tidak bercampur dengan biji gulma dan biji tanaman lainnya)

4.     Daya kecambah dan vigor tinggi sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam.

5.     Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau hama lain.


Keuntungan menggunakan benih bermutu.

1.     Benih tumbuh dengan cepat dan serentak.

2.     Bila disemaikan menghasilkan bibit yang tegar.

3.     Ketika di tanam pindah, bibit dapat tumbuh dengan cepat.

4.     Pertumbuhan lebih serempak, populasi tanaman optimum sehingga hasilnya optimum.



Perlakuan Benih


Upaya memberikan perlakuan pada benih sebelum ditanam, agar dapat tumbuh dengan cepat, seragam dan sehat. Perlakuan benih juga bertujuan untuk perlindungan awal terhadap serangan hama pada stadia bibit. Perlakuan benih sebelum di sebar meliputi:


Pemilian benih yang bernas dilakukan dengan cara:

1.     Air

a)    Masukkan benih ke dalam wadah yang berisi air dengan volume 2 kali volume benih, kemudian diaduk-aduk sebentar.

b)    Benih yang terapung diambil dan benih yang tenggelam digunakan untuk pertanaman.

c)    Sebelum disemai benih yang tenggelam direndam selama 24 jam dan diperam.

2.     Larutan garam Amonium Sulfat (ZA).

a)   
Masukkan benih kedalam wadah yang telah berisi larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 g ZA/liter air.

b)    Benih yang terapung diambil dan benih yang tenggelam (berat jenisnya 1,11 mg/liter air) digunakan untuk pertamanan.

c)    Benih yang tenggelam dicuci bersih, direndam,dan siap untuk ditabur/disemai.

3.     Perlindungan pertumbuhan awal bibit di persemaian.

Untuk daerah yang terserang hama penggerek batang, disarankan melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida berbahan aktif fipronil. Benih direndam dengan air selam 1 hari, kemudian ditiriskan dan dicapur dengan Regent SC degnan dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuakn pestisida ini dapat membantu pengendalian keong mas di persemanan/pertanaman awal.




Persemaian



Persemaian padi dapat dilakukan di tempat basah dan tempat kering. Persyaratan untuk persemaian basah adalah:

1.     Lokasi persemaian mudah diairi dan mudah pula air dibuang, tidak ternaungi, terlindungi dari hewan ternak dan jauh dari cahaya lampu.

2.     Luas persemaian adalah  ± 4% atau 1/25 dari luas pertanaman.

3.     Lahan persemaian diolah sempurna.

4.      Labar persemaian 1 – 1,5 m dan panjang sesuai dengan petakan antara 10 – 20 m. Diantara bedengan dibuat selokan selebar 30 cm yang bermafaat untuk:

a)    memudahkan penaburan benih.

b)    Memudahkan pemupukan

c)    Memudahkan penyemprotan pestisida.

d)    Memudahkan pengairan

e)    Memudahkan penyiangan

f)     Memudahkan pencabutan bibit.

5.     Tambahkan sekam padi atau bahan organik (pupuk kandang) atau campuran keduanya sebanyak 2 kg/m2, gunanya untuk menyuburkan tanah, memudahkan pencabutan bibit dan mengurangi kerusakan akan bibit.

6.     Taburkan benih yang telah direndam dan dikeringanginkan  secara merata di bedengan persemaian.

Untuk keseragaman pertumbuhan bibit, taburkanlah benih merata diatas bedengan sebanyak 50 gr gabah per meter persegi persemaian. Penaburan gabah yang terlalu rapat akan mengakibatkan pertumbuhan  bibit kurang baik. Setelah ditabur merata, dengan menggunakan papan ditekan sedikit hingga gabah sedikit terbenam ke dalam lumpur untuk menghindari serangan burung.

7.     Untuk memperoleh bibit yang kuat, taburkan urea 20 – 40 gram/m2 persemaian pada saat tabur benih.

8.     Cabut bibit secara diagonal/miring, bibit yang sudah dicabut dibersihkan dari lumpur secara hati-hati agar tidak ada akar yang rusak.



Pemeliharaan Persemaian


Persemaian diairi secara rembesan. Caranya ialah dengan memasukkan air ke dalam selokan diantara bedengan. Dengan cara ini benih mendapatkan cukup oksigen dari udara, sehingga pertumbuhan bibit lebih cepat.


Dengan semakin tingginya bibit di persemaian, air dapat berangsur-angsur dinaikkan menjadi 1 – 5 cm. Untuk mencegah tumbuhnya gulma, dilakukan penyiangan dengan tangan.


Terhadap kemungkinan serangan hama, persemaian disemprot dengan insektisida sebanyak 1 – 2 kali, yaitu pada 10 – 12 hari setelah tanam.





Disadur dari:

    Panduan Teknologi Mendukung Program SLPTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, 2010.

    Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian , Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara , Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat , Balai Penelitian Tanaman Padi , International Rice Research Institute , 2004.

    Bercocok Tanam Padi, Yasaguna Jakarta,1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar