Oleh: Nuryani, SP.
Mengapa harus menggunakan benih bermutu?
1.
Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang
banyak.
2.
Benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan
seragam.
3.
Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih
cepat dan tegar.
4.
Benih yang baik akan menghasilkan hasil tinggi.
Dalam berusaha tani padi sawah sebaiknya dilakukan
pergiliran varietas. Jangan menanam padi
varietas yang sama secara terus menerus. Manfaat dari pergiliran varietas
adalah:
1.
Varietas dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan musim tanam dan pola
tanam, seingga produktivitas antar musim tetap tinggi. Varietas untuk musim
rendeng dan musim gadu berbeda disesuaikan dengan karanteristik benih yang
paling sesuai dengan musim tersebut.
2.
Pergiliran varietas antar musim dengan varietas yang berbeda akan
berfungsi sebagai menghambat pembentukan hama atau penyakit baru.
3.
Pergiliran varietas yang terencana memudahkan dalam penyiapan benih
agar tepat jenis, tepat mutu dan tepat waktu.
Kelas benih dalam sertifikasi benih di Indonesia.
Terdapat 4 kelas benih
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.39/Permentan/OT.140/8/2006
dalam sertifikasi benih Indonesia, yaitu:
1.
Benih Penjenis (BS), label kuning, dimiliki dan diproduksi oleh pemulia
Tanaman di Balai Penelitian Komoditas atau UPBS (Unit Produksi Benih Sumber).
2.
Benih Dasar (BD), Label Putih, dimiliki dan diproduksi oleh BBI (Balai
Benih Induk), penangkar benih yang mendapat rekomendasi BPSB, produsen benih
swasta/BUMN.
3.
Benih Pokok (BP), Label Ungu, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (Balai
Benih Utama), Penangkar Benih yang mendapat rekeomendasi BPSB, produsen benih
swasta/BUMN.
4.
Benih Sebar (BS), label biru, dimiliki dan diproduksi oleh BBU (Balai
Benih Utama), Penangkar Benih yang mendapat rekomendasi BPSB, produsen benih
swasta/BUMN.
Ciri-ciri benih bermutu tinggi:
1.
Varietasnya asli
2.
Benih bernas dan seragam
3.
Bersih (tidak bercampur dengan biji gulma dan biji tanaman lainnya)
4.
Daya kecambah dan vigor tinggi sehingga dapat tumbuh baik jika ditanam.
5.
Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau hama lain.
Keuntungan menggunakan benih bermutu.
1.
Benih tumbuh dengan cepat dan serentak.
2.
Bila disemaikan menghasilkan bibit yang tegar.
3.
Ketika di tanam pindah, bibit dapat tumbuh dengan cepat.
4.
Pertumbuhan lebih serempak, populasi tanaman optimum sehingga hasilnya
optimum.
Perlakuan Benih
Upaya memberikan perlakuan pada benih sebelum ditanam,
agar dapat tumbuh dengan cepat, seragam dan sehat. Perlakuan benih juga bertujuan
untuk perlindungan awal terhadap serangan hama pada stadia bibit. Perlakuan
benih sebelum di sebar meliputi:
Pemilian benih yang bernas dilakukan dengan cara:
1.
Air
a)
Masukkan benih ke dalam wadah yang berisi air dengan volume 2 kali
volume benih, kemudian diaduk-aduk sebentar.
b)
Benih yang terapung diambil dan benih yang tenggelam digunakan untuk
pertanaman.
c)
Sebelum disemai benih yang tenggelam direndam selama 24 jam dan
diperam.
2.
Larutan garam Amonium Sulfat (ZA).
a)
Masukkan benih kedalam wadah yang telah berisi
larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 g ZA/liter air.
b)
Benih yang terapung diambil dan benih yang tenggelam (berat jenisnya
1,11 mg/liter air) digunakan untuk pertamanan.
c)
Benih yang tenggelam dicuci bersih, direndam,dan siap untuk
ditabur/disemai.
3.
Perlindungan pertumbuhan awal bibit di persemaian.
Untuk daerah yang terserang hama penggerek batang,
disarankan melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida berbahan aktif
fipronil. Benih direndam dengan air selam 1 hari, kemudian ditiriskan dan dicapur
dengan Regent SC degnan dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuakn
pestisida ini dapat membantu pengendalian keong mas di persemanan/pertanaman
awal.
Persemaian
Persemaian padi dapat dilakukan di tempat basah dan
tempat kering. Persyaratan untuk persemaian basah adalah:
1.
Lokasi persemaian mudah diairi dan mudah pula air dibuang, tidak
ternaungi, terlindungi dari hewan ternak dan jauh dari cahaya lampu.
2.
Luas persemaian adalah ± 4% atau
1/25 dari luas pertanaman.
3.
Lahan persemaian diolah sempurna.
4.
Labar persemaian 1 – 1,5 m dan panjang sesuai dengan petakan antara 10
– 20 m. Diantara bedengan dibuat selokan selebar 30 cm yang bermafaat untuk:
a)
memudahkan penaburan benih.
b)
Memudahkan pemupukan
c)
Memudahkan penyemprotan pestisida.
d)
Memudahkan pengairan
e)
Memudahkan penyiangan
f)
Memudahkan pencabutan bibit.
5.
Tambahkan sekam padi atau bahan organik (pupuk kandang) atau campuran
keduanya sebanyak 2 kg/m2, gunanya untuk menyuburkan tanah,
memudahkan pencabutan bibit dan mengurangi kerusakan akan bibit.
6.
Taburkan benih yang telah direndam dan dikeringanginkan secara merata di bedengan persemaian.
Untuk
keseragaman pertumbuhan bibit, taburkanlah benih merata diatas bedengan
sebanyak 50 gr gabah per meter persegi persemaian. Penaburan gabah yang terlalu
rapat akan mengakibatkan pertumbuhan
bibit kurang baik. Setelah ditabur merata, dengan menggunakan papan
ditekan sedikit hingga gabah sedikit terbenam ke dalam lumpur untuk menghindari
serangan burung.
7.
Untuk memperoleh bibit yang kuat, taburkan urea 20 – 40 gram/m2
persemaian pada saat tabur benih.
8.
Cabut bibit secara diagonal/miring, bibit yang sudah dicabut
dibersihkan dari lumpur secara hati-hati agar tidak ada akar yang rusak.
Pemeliharaan Persemaian
Persemaian diairi secara rembesan. Caranya ialah dengan
memasukkan air ke dalam selokan diantara bedengan. Dengan cara ini benih
mendapatkan cukup oksigen dari udara, sehingga pertumbuhan bibit lebih cepat.
Dengan semakin tingginya bibit di persemaian, air
dapat berangsur-angsur dinaikkan menjadi 1 – 5 cm. Untuk mencegah tumbuhnya
gulma, dilakukan penyiangan dengan tangan.
Terhadap kemungkinan serangan hama, persemaian
disemprot dengan insektisida sebanyak 1 – 2 kali, yaitu pada 10 – 12 hari
setelah tanam.
Disadur dari:
• Panduan Teknologi Mendukung Program
SLPTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, 2010.
• Petunjuk Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian , Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara , Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Nusa Tenggara Barat , Balai Penelitian Tanaman Padi , International
Rice Research Institute , 2004.
• Bercocok Tanam Padi, Yasaguna
Jakarta,1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar