Jumat, 01 Desember 2017

Pengendalian Penyakit Tungro

Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Tungro berasal dari bahasa Filipina yang berarti tumbuhan degeneratif  (tumbuhan merana). Di Sumatera Selatan dikenal dengan nama "mentek".  Di Kalimantan Barat dikenal dnegan naman "penyakit habang" dan di Sulawesi selatan dikenal dengan naman "cela pace".

Gejala Penyakit

Padi penyakit tungro
Padi terserang tungro  sumber:saungsumberjambe.com.
Tanaman terinfeksi tungro, tumbuh agak kerdil, ujung daun-daunnya berwarna kuning jingga, dan sedikit membentuk anakan. Tumbuh kerdil disebabkan oleh hambatan pertumbuhan pelepah, helai daun, dan ruas batang tanaman.

Daun menguning dimulai  dari ujung-ujung daun warnanya bervariasi dari kuning muda sampai jingga atau kuning coklat. Pada daun yang menguning (kadang-kadang juga pada daun yang masih hijau), sering dijumpai bintik-bintik berwarna coklat tua. Pada daun muda tanaman yang terserang sering terlihat adanya garis-garis berwarna hijau yang arahnya sejajar dengan urat-urat daun.


Tanaman yang sakit sedikit membentuk akar, sedangkan malainya kecil, steril dan tidak keluar sepenuhnya. Butir-butir gabah yagn terbnetuk sebagian berwarna cokelat hitam. Adakalanya gejala tersebut menghilang dan tanaman tumbuh seperti biasa.

Penularan

Virus tungro ditulakan oleh wereng hijau (Nephotettix verscens Distant, Nephotettix nigropictus Stal) dan Wereng loreng (Recillia dorsalis Motch).

Nephotettix verscens D. Sumber:cropsciencebayer.com

Nephotettix nigropictus S. Sumber:nbair.res.in

Recillia dorsalis M. Sumber : ippc.afs.go.th


Virus tungru tidak persisten yang berarti virus itu hanya dapat menimbulkan infeksi dalam masa yang pendek setelah dalam mulut serangga. Serangga penular mendapatkan virus dari tanaman yang sakit. Virus dalam mulut serangga hanya infekti untuk waktu yang singkat.

Menurut hasil penelitian serangga penular efektif menularkan virus berturut-turut selama 4 hari. Lebih dari 50% serang penurat menjadi tidak infektif dalam menularkan virus setelah 24 jam dari makan tanaman sakit.

Biasanya tanaman mulai memperlihatkan gejalanya setelah 7 hari sejak saat infeksi. Hal ini  juga tergantung dengan umur dan jenis tanaman.





Tanaman Inang

Tanaman  inang tungro adalah Eleusine indica, Echonechloa colonum (jajagoan kecil/tuton) dan E. crusgalli (jajagoan/gagajahan). Gejalan infeksi pada E. Indica berupa bintik-bintik putih kekuningan sepanjang urat daun dan mengeringnya ujung-ujung daun.

Pengendalian

 Tungro dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut:
  1. Menggilir tanaman padi dengan tanaman bukan padi atau memberakan tanah setelah tanaman padi.
  2. Menanam varietas yang tahan terhadap serangan penular virus tungro.
  3. Dilakukan pemusnahan tanaman padi yang sakit pada persemaian, tanaman muda dan daun singgang, dan tumbuhan inang lain seperti gulma Cynodon dactilon (suket grinting/kakawatan), Echnocola colonum, E. crusgalli, Eleusin indica (rumput belulang), Leersia hexandra (kolomento, jukul lementa) dan Paspalum vaginatum (asinan)
  4. Untuk darerah endemis sebleum semai tanah diperlakukan dengan karbofuran 3% dengan dosis 4 kg formulasi per persemaian untuk 20 kg benih. Sedangkan pada pertanaman ditaburkan karbofuran pada saat tanam dengan dosis 17 kg formulasi per hektar.


 Sumber : Bercocok tanam padi, Somartono dkk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar