Senin, 14 Maret 2016

PENGENDALIAN OPT (ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN) DENGAN PENDEKATAN PHT (PENGENDALIAN HAMA TERPADU)



Oleh: Nuryani, SP.

Hama padi yang utama di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah tikus, penggerek batang, walang sangit, wereng hijau, keong mas, wereng cokelat, kepinding tanah, ulat grayak, hama putih, kepik hijau dan burung.

1. Tikus

Tikus Sawah
Tikus merupakan hama yang sangat merugikan pertanaman pada semua fase pertumbuhan. Pengendalian hama tikus secara terpadu didasarkan pada pemahaman ekologi tikus. Tikus menyerang pada malam hari, sedangkan siang hari bersembunyi di lubang, semak atau gulma yang tumbuh di sekitar areal pertanaman.




Tikus merupakan hama yang mempunyai mobilitas serta perkembangbiakan yang tinggi. Tikus mulai bunting umur 2 bulan. Selama 1 tahun tikus dapat beranak 4 kali, dan anak yang dilahirkan 8 – 12 ekor.

Gejala Tanaman Padi Sawah Terserang Tikus


  Gejala serangan tikus mudah dilihat yang ditandai dengan pertumbuhannya tidak rata dan terlihat bolong di tengah. Pengendalian dilakukan secara dini mulai dari fase pengolahan tanah hingga panen.




Langkah pengendalian:

  1. Melakukan pemantauan populasi tikus dan pembongkaran serata pembersihan sarang di tanggul irigasi, pematang, jalan sawah dikuti dengan penutupan liang tikus dan pemadatan pematang. Kegiatan ini dilakukan pada fase bera hingga pengolahan tanah.
  2. Melakukan gropyokan secara masal oleh semua anggota kelompok tani.
  3. Melakukan tanam serempak, pemasangan umpan beracun, pengomposan, serta penanaman padi sengan sistim legowo.
  4. Melakukan fumigasi asap belerang pada lubang tikus, sanitasi lingkungan dengan membersihkan lingkungan sekitar areal.





5 (Lima) kunci sukses pengendalian hama tikus:

  1. Serempak
  2. meliputi areal yang luas
  3. massal yaitu mengikutsertakan semua pihak
  4. berulang kali sampai populasi tikus tidak menimbulkan kerugian.
  5. Tepat waktu.



2. Penggerek Batang



Ada empat spesies penggerek batang padi yaitu 1) penggerek batang padi kuning (Scipophaga interculas), 2) penggerek batang padi putih (scipopaga inotata), 3) penggerek batang padi bergaris (Chilo sppressalis), 4) penggera batang padi merah jambu (Sesamia inferens). Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan hama ini mulai dari pembibitan sampai pembentukan malai.



Ngengat penggerak aktif meletakkan telur pada malam hari pukul 19.00 – 21.00 dengan periode peneluran 3-5 hari. Telur diletakkan pada seluruh bagian daun (permukaan bawah, atas ujung serta pelepah daun). Telur diletakkan secara berkelompok. Setela 6 hari telur menetas menjadi larva. Waktu penetasan pada pagi dan siang hari. Setelah menetas larva masuk ke dalam tanaman dengan cara menggerek tanaman dan terus melangsungkan hidupnya didalam batang sampai dewasa.



Gejala serangan bila menyerang pada fase pembibitan maka tanaman akan kering dan mati (sundep), sedangkan bila sudah terbentuk malai maka malai akan hampa berwarna cokelat (beluk). Ambang ekonomi penggerek batang adalah 10% rumpun terserng, 4 kelompok telur per rumpun (fase bunting).



Langkah-langkah pengendalian:

  1. Rotasi tanaman padi dengan selain padi.
  2. Penanaman varitas tahan seperti Gilirang, Maro, Intani
  3. Penangkapan ngengat dengan lampu perangkap.
  4. Pengumpulan kelompok telur.
  5. Predator telur seperti belalang, predator ngengat seperti laba-laba, capung dan burung.
  6. Penggunaan insektisida dengan bahan aktif karbuforan, bensultap, karbosulfan, amitras, fibronil. Merek dagang Bancol 50 WP, Furadan 3G, Darmafur 3G, Masal 5G.







3. Walang Sangit



Walang sangit merusak mulai dari fase keluarnya malai sampai matang susu. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh walang sangit dapat menyebabkan beras berubah warna dan mengapur. Ambang ekonomi walang sangit adala 2 ekor /m2 (16 rumpun) pada fase pembungaan.



Langkah-langkah pengendalian:

  1. walang sangit ditangkap dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan.
  2. Umpan walang sangit menggunakan ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak atau kotoran ayam.
  3. Parasit telur ooencyrtus malayensis Ferr yang dapat menyerang telur dari berbagai species walang sangit.
  4. Gunakan insektisida, bila serangan sudah mencapai ambang ekonomi. Aplikasi insektisida sebaiknya pada pagi hari atau sore hari. Bahan aktif BPMC, Fibronil, metokarb, MIPC dan propoksur. Merk dagang Bassa 500 EC, Baycarb 500 EC, Dharmacin 50 WP.


4. Wereng Hijau



Wereng hijau merupakan hama penting karena dapat menyebarkan virus tungro penyebab penyakit tungro. Fase pertumbuhan tanaman yang rentan terhadap serangan wereng hijau adalah fase pembibitan sampai dengan pembentukan malai.



Gejala yang ditimbulkannya adalah kerdil, anakan kurang, daun berwarna kuning sampai kuning orange. Ambang ekonomi adala 5 ekor wereng per rumun. Jika tungro juga ditemukan 2 tanam bergejala tungro per 1000 rmpun pertanda tungro telah ditularkan dan dapat merusak tanaman.



Langkah-langkah pengendalian:

  1. Tanam varietas yang tahan seperti IR72 dan IR 66
  2. Insektisida nabati dengan tanaman nimba dan sambiloto.
  3. Penggunaan insektisida bila telah mencapai batas ambang ekonomi. Bahan aktif BPMC, buprofezin, etopenproks, karbofuran, MIPC dan tlametoksam. Merk dagang : Actara 25 WG, Applaud 10 WP, Bassa 50 EC.





5. Keong Emas



Keong mas atau siput murbei merupakan siput air tawar, berkembang biak sangat cepat dan mampu merusak rumpun tanaman padi, seingga harus disulam atau tanam ulang.



Keong mas melatakkan telur berkelompok menyerupai buah murbei pada pematang, tumbuhan, ranting. Telur berwarna merah muda.



Waktu kritis tanaman padi terhadap keong mas adalah 15 hari setelah tanam pindah dan 30 hari tebar untuk tabela. Gejala meruskan tanaman dengan cara memotong, memakan daun dan batang.

Langkah-langkah pengendalian:

  1. gunakan saringan berukurang 5 mesh di pintu air masuk.
  2. Pungut dengan tangan telur keong mas dihancurkan
  3. Buat caren/siring agar disaat dilakukan pengeringan keong mas akan menuju caren dan memudahkan dalam pengambilan.
  4. Tanaman atraktan seperti daun pepaya, kulit nangka, kulit mangga, daun talas, dan daun singkong diletakkan pada sore hari, kemudian keong akan berkumpul pada bahan aktraktan tersebut sehingga mudah dipungut.
  5. Secara biologi dengan predator kepiting dan musuh alami semut merah.
  6. Pestisida dengan bahan aktif niclos amida atau molusca botani, Merk dagang Bayluside 250 EC.



6. Wereng Coklat



Wereng coklat menyerang tanaman padi mulai dari persemeaian sampai waktu panen. Nimpa dan imago mengisap cairan tanaman pada bagian pangkal batang padi.



Gejala terlihat tanaman padi layu dan mengering mulai dari daun yang tua kemudian meluas ke seluruh bagian tanaman sehingga akhirnya mati. Jika serangan berat dapat menyebabkan matinya tanaman dalam satu hamparan.



Langkah-langkah pengendalian:

  1. Penanaman varietas yang tahan (Widas, Ketonggo, Ciherang)
  2. Pergiliran tanaman
  3. Eradikasi
  4. Ambang ekonomi 15 ekor per rumpun
  5. Insektisida bahan aktif amitraz, fibronil, BPMC. Merek dagang Acatara 25 WG, Bassa 50 EC, Bancol 50 WP, Darmabas 500 EC.



7. Kepinding Tanah



Kepinding tanah menyerang mulai fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimpa dan imago mengisap cairan tanaman pada pelepah daun sehingga menyebabkan kekerdilan, bahkan dapat mematikan tanaman.



Gejala kerusakan adalah di sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi cokelat menyerupai gejala blas. Daun menjadi kuning menggulung secara membujur. Ambang ekonomi adalah 5 ekor nimpa atau kepinding dewasa per rumpun. Bila terdapat 10 ekor per rumpun dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 35%.



Langkah-langkah pengendalian:

  1. Kultur teknis dengan membersihkan gulma-gulma yang ada di sawah sehingga sinar matahari dapat masuk ke pangkal batang.
  2. Meninggikan permukaan air sawah kemudian dicampuri serbuk gergaji dan minyak tanah (1/4 liter minyak tana untuk 100m2).
  3. Menggunakan lampu perangkap kemudian dibakar atau dibunuh.


8. Ulat Grayak



Ulat grayak dapat menyerang pada semua stadia pertumbuhan. Ngengat dewasa aktif pada malam hari sedangkan pada siang hari ngengat beristirahat di dasar tanaman. Larva menjadi lebih aktif pada musim penghujan daripada musim kemarau.



Gejala serangan adalah larva memakan daun mulai dari tepi daun sampai hanya meninggalkan tulang-tulang daun atau batang. Ulat grayak dapat menyerang pada semua stadia pertumbuhan.





Langkah-langkah pengendalian:

menggunakan insektisida baan aktif BPMC atau karbofuran. Merk dagang, Dharmabas 500EC, Dharmafur 3 G.



9. Hama Putih



Hama putih menyerang pada fase vegetatif mulai dari persemaian sampai dengan stadia anakan. Serangan ini bersifat setempat.



Gejala serangan adalah larva memakan jaringan mesofil dan dari permukaan bawah daun dan meninggalkan efidermis permukaan atas sehingga tampak garis-garis memanjang berwarna keputih-putihan pada daun. Gejala tersebut terlihat daun-daun yang tidak berujung.



Langkah pengendaliannya:

  1. Pengendalian hayati dengan musuh alami seperti parasit famili braconidaey yang dapat memarasit larva. Kumbang Hydrophilidae dan Dytisodae yang memangsa larva serta laba-laba yang memakan imago.
  2. Menggunaan insektisida bahan aktif fibronil atau karbofuran. Merk dangan Bancol 50 WP, Bassa 500 EC, Curater 3G.





10. Kepik Hijau



Kepik (nimpa atau imago) menyerang bagian batang, daun dan bulir dengan cara menghisap cairan tanaman.



Gejala serangan kepik tidak nyata, karena kepik menusuk tidak terlalu dalam. Seandainya terdapat kematian pada jaringan tanaman hal ini disebabkan adanyak toksin dalam air ludahnya yang dikeluarkan pada waktu menusuk jaringan tanaman.



Langkah-langkah pengendalian:

menggunakan parasit telur Telenomus sp dan Ooencyrtus malayensis.



11. Ganjur (Orseolia oryzae)



Ganjur merupakan hama penting mulai menyerang pada awal fase vegetatif sampai selesai fase pembentukan anakan. Serangan hama ini meningkat pada musim penghujan.



Gejala serangan terlihat puru-puru ganjur pada rumpun padi seperti daun bawang merah. Mekanisme terbentuknya puru karena larva memakan secara langsung atau terjadi rangsangan kimia menyebabkan seludang daun tumbuh disekeliling larva menjadi suatu rongga oval dimana seminggu kemudian akan berubah menjadi puru.



Langkah-langkah pengendalian:

  1. Kultur teknis dengan membersikan gulma, pemberian pupuk N jangan berlebihan.
  2. Pengendalian hayati dengan predator Phytosilidae yang menyerang telur serta predator laba-laba yang menghisap imago.
  3. Insektisida sistemik.



12. Burung



Burung merupakan hama yang memakan bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan hasil.



Langkah-langka pengendalian:

  1. Menjaga burung pada jam 06.00 – 09.00 dan jam 14.00 – 18.00.
  2. Gunakan jaring
  3. Gunakan orang-orangan, menggoyang-goyangan dengan kaleng kosong dan tali untuk menakuti burung, tetapi tidak menurunkan populasi burung.


Disadur dari :

Panduan Teknologi Mendukung Program SL PTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, Tahun 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar