Kamis, 23 November 2017

5 Tehnik Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)

Pola tanam Padi-Padi-Palawija untuk mengendalikan OPT
Organisme pengganggu tanaman (OPT) terdiri dari hama, penyakit, dan gulma, merupakan salah satu faktor penghambat usaha produksi padi. Untuk mempertahankan produktivitas padi pada taraf yang tinggi dengan keadaan sumber daya alam yang tidak tercemar dan lestari perlu dilakukan pengendalian OPT. Pengendalian OPT berpedoman pada konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Konsep PHT menunjukkan perlu tidak hanya mengandalkan penggunaan satu teknik saja, tetapi harus menggunakan berbagai tehnik pengendalian yang saling mendukung. 

Untuk mengendalikan OPT perlu memperhatikan berbagai aspek antara lain aspek ekonomi, ekologi dan sosial. Berbagai tehnik pengendalian OPT meliputi pengendalian biologi, pengendalian varietas tahan, pengendalian dengan pengaturan pola tanam, pengendalian secara fisik dan mekanik dan pengendalian secara kimia.


1. Pengendalian Biologi

Pengendalian biologi adalah pengendalian organisme pengganggu dengan menggunakan musuh alaminya. Misalnya telur penggerek padi dikendalikan oleh Telenomus sp, Tetrasitchus sp, dan Trachorograma sp
Predator Penggerak padi Telenomus sp
Predator Penggerak padi Telenomus sp

Predator penggerak padi Tetrastichus sp
Predator penggerak padi Tetrastichus sp

Predator Penggerek Padi Trichograma sp.
Predator Penggerek Padi Trichograma sp.
Wereng coklat dikendalikan oleh Lycosa sp. Cyrtorhinus sp, dan Coccinella sp.
Pengendali Werenc Coklat Lycosa sp
Pengendali Wereng Coklat Lycosa sp
Pengendali Wereng Coklat Cyrtohisus sp
Pengendali Wereng Coklat Cyrtohisus sp


Pengendali Wereng Coklat Coccinella sp
Pengendali Wereng Coklat Coccinella sp



Ganjur dikendalikan dengan Plastigaster sp


Pengendali penyakit Ganjur Plastigaster sp
Pengendali penyakit Ganjur Plastigaster sp


Pengendalian di daerah Rawa Pening Ambarawa  memanfaatkan Burung hantu (Strigiformes) dengan memasang rumah burung hantu di tengah hamparan sawah. Pada siang haru burung hantu kan tinggal di rumahnya dan pada malam hari akan berburu tikus.
Rumah Burung Hantu sebagai predator biologi


Saat ini pengendalian biologi masih dalam taraf konservasi, dengan cara menggurangi penggunaan insektisida yang menyebabkan kematian musuh alami.

2. Pengendalian dengan varietas yang tahan serangan OPT

Pengendalian dengan varietas yang lebih tahan serangan OPT dilakukan dengan menanam suatu varietas tahan/toleran terhadap suatu jenis organisme penggangu tanaman. Untuk varietas terbaru dapat berkoordinasi dengan PPL setempat.





3.Pengendalian dengan pola bercocok tanam

Pengendalian melalui pola bercocok tanam meliputi cara pengolahan tanah, pengaturan pengairan, pengaturan pemupukan, pergiliran varietas, pergiliran tanaman, pengaturan jarak tanam, dan penggunaan tanaman perangkap.

tanaman perangkap
Kenikir salah satu tanaman perangkap

4. Pengendalian secara fisik dan mekanik

Pengendalian hama dengan lampu
Pengendalian hama dengan lampu
Pengendalian secara fisik dilakukan dengan menggunakan pengaturan suhu, kelembaban, lampu perangkap, pengaturan cahaya dan suara dan penggenangan dengan air. Pengaturan suhu dan kelembaban ruangan salah satu pengendalian hama di gudang.

Pengendalian secara mekanik misalnya pengendalian tikus secara gropyokan.

5. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida yang meliputi insektisida untuk mengendalikan serangga, fungisida untuk mengendalikan cendawan atau jamur, rodentisida untuk mengendalikan tikus, herbisida untuk mengendalikan gulma, nematisida untuk mengendalian nematoda atau cacing, dan akarisida yaitu untuk mengedalikan tungau. 
Penggunaan zat pemikat untuk menjebak OPT, zat penolak, zat pemandul dan zat penghambat tumbuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar