Rabu, 22 November 2017

Membuat Dan Mengaplikasikan Pestisida Nabati


Membuat Dan Mengaplikasikan Pestisida Nabati

Oleh:
Elly Sarnis Pukesmawati, SP. MP dan Nugroho Setyowibowo, S.Si

Disampaikan dalam Pelatihan Pertanian Organik Bagi Penyuluh Pertanian Non PNS Angkatan I – Balai Pelatihan Pertanian, Jambi, 4 s.d 10 Juni 2009.

A.    Prinsip Pemanfaatan Pestisida Nabati

Daun kenikir, bahan pestisida nabati
Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut "produk metabolit sekunder" (secondary metabolic products), namun fungsinya bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolisme kurang jelas. Kelompok ini berperan penting dalam berinteraksi atau berkompetisi, termasuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya. Produk metabolik sekunder ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pestisida nabati.
Pada tahap awal pemanfaatan pestisida nabati dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi dan sifat bahan tumbuhan yang dicoba, dan hal ini dapat dilaksanakan oleh siapa saja. Artinya eksplorasi yang demikian tidak harus berangkat dari keinginan yang berlandaskan pemikiran ilmiah, tetapi dapat langsung berdasarkan kebutuhan praktis. Sebetulnya penggunaan bahan tumbuhan sebagai pestisida nabati sudah lama dikenal oleh nenek moyang kita sebagai salah satu kearifan tradisonal yang sekarang hilang. Pada saat ini kita perlu melihat kembali kearifan tradisional dalam bidang perlindungan tanaman.  Usaha pengguanan bahan nabati dapat dimulai dari bahan-bahan tumbuhan yang kita kenal dengan baik, misalnya bahan tumbuh-tumbuhan yang kita kenal dengan baik, misalnya bahan-bahan ramuan tumbuhan obat (tanaman jamu tradisional), bahan tumbuhan yang diketahui mengandung racun (misalnya gadung, jenu, jarak pagar, dll), bahan tumbuhan berkemampuan spesifik (misalnya mengandung rasa gatal, pahit, bau spesifik, tidak disukai hewan/binatang), atau berdasarkan pengalaman diketahui mempunyai kemampuan khusus terhadap hama dan penyakit tanaman (biji sirkaya, mimba, tembakau, dll). Selanjutnya tingkat penggunaanya juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, demikian juga jenis tanaman yang hendak dilindungi. Usaha pengendalian dengan bahan-bahan nabati seperti ini aman terhadap lingkungan, karena bahan-bahan tersebut tidak bersifat asing bagi lingkungan dan cepat terurai menjadi bahan yang tidak berbahaya.

B.     Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Nabati

Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Namun demikian bahan-bahan alami tersebut ada kelebihan dan kekurangannya, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.      Kelebihan Pestisida Nabati
a.       Degradasi/penguraian yang cepat oleh matahari sehingga mudah terurai menjadi bahan yang tidak berbahaya.
b.      Memiliki pengaruh yang cepat yaitu menurunkan nafsu makan serangga hama, walaupun jarang menyebabkan kematian.
c.       Memiliki spektrum yang luas (racun lambung dan saraf) dan bersifat selektif.
d.      Dapat diandalkan untuk mengendalikan OPT yang resisten terhadap pestisida kimia.
e.       Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
f.       Murah dan mudah dibuat oleh petani
2.      Kekurangan Pestisida Nabati
a.       Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering.
b.      Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan serangga)
c.       Produksinya belum bisa dilakukan dalam sekala besar karena keterbatasan bahan baku
d.      Kurang praktis
e.       Tidak tahan di simpan

C.    Fungsi Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama

1.      Repelan, yaitu menolak/mengusir kehadiran serangga (misal dengan cara mengeluarkan bau yang menyengat/tidak disukai serangga).
2.      Antifidan, mencegah serangga hama memakan bagian tanaman yang telah diberi pestisida nabati (memberikan rasa tidak enak pada tanaman bagi serangga hama).
3.      Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
4.      Membuat kemandulan pada serangga betina.
5.      Racun saraf pada serangga.
6.      Mengacaukan sistem hormon pada serangga.
7.      Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dipakai pada perangkap serangga.
8.      Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri..

D.    Beberapa Tumbuhan Yang Dapat Digunakan Sebagai Pestisida Nabati

1.                              Mimba

Tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minya dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormon dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun, dan bercak daun. Dan juga mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.
Pestisida nabati mimba adalah pestisida yang ramah lingkungan, sehingga diperbolehkan penggunaanya dalam pertanian organik (tercantum dalam SNI Pangan Organik), serta telah dipergunakan berbagai negara, termasuk Amerika yang dikenal sangat ketat peraturannya dalam penggunaaan pestisida, yaitu diawasi oleh suatu bahan yang disebut EPA (Environmental Protection Agency).

2.                              Akar Tuba

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkena rotenon. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarasida (tungau).

3.                              Tembakau

Senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya beracun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga.  Daun tembakau kering mengandung 2 – 8% nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

4.                              Srikaya

Srikaya (Annona squamosa ) merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai peluang untuk digunakan sebagai insektisida nabati. Biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al. (1999) menunjukkan bahwa ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama kumbang kedelai Phaedonia inclusa Stal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas ulat krop kubis C. pavonana, mengetahui pengaruh ekstrak biji srikaya terhadap lama hidup dan aktivitas makan C. pavonana, dan mengetahui konsentrasi ekstrak biji srikaya yang efektif untuk mengendalikan hama tersebut

No.
Nama Tumbuhan
Bagian tumbuhan
Kandungan Bahan Aktif
Jenis Pestisida
1 Patah tulang daun

Moluskisida
2 Tefrosia (kacang ikan) daun Tephrosin, deguelin Moluskisida
3 Sembung daun Borneol, sineol, limonen, eimetil eter floroasetofenon Moluskisida
4 Babadotan Duan, bunga, batang, akar Saponin, fivanoid, pilifenol Insektisida
5 Lempuyang gajah rimpang

Insektisida
6 Lempuyang emprit rimpang

Insektisida
7 Salam daun

Perangsang tumbuh
8 Meulaluka (daun wangi) daun metyleugenol Pemikat
9 Jeringau rimpang Asaron, kolamenol, kolamen, kolameon, metileugenol, dan eugenol Insektisida
10 Kecubung biji scopolamin Insektisida
11 Mimba biji azadirachtin Insektisida
12 Mindi Biji, daun azadirachtin Insektisida
13 Bitung biji Saponin, tritepenoid Insektisida
14 Piretrum Bunga, tangkai bunga piretrin Insektisida
15 Bengkuang biji pachirrizid Insektisida
16 Legundi daun

Insektisida
17 Serai dapur daun

Insektisida
18 Bawang putih umbi

Penolak
19 Nilam daun

Insektisida
20 Saga biji Tanin, toksalbumin Insektisida
21 Tuba akar rotenon Racun ikan, moluskisida, insektisida, penolak
22 Kipahit/kisutra daun

Penolak
23 Secang Daun, bunga, biji

Insektisida
24 Brotowali batang

Insektisida
25 Sirsak Daun, biji annonain Insektisida, larvasida
26 Srikaya biji Annonain, resin Insektisida
27 Jambu mete Kulit biji Anarkadat, kardol Insektisida, fungisida, bakterisida
28 Mahoni Biji

Insektisida
29 Picung Biji, daun Asam sianida Insektisida
30 Gadung racun Umbi Dioskorin Rodentisida
31 Gadung KB Umbi Diosgenin, saponin Rodentisida
32 Suren Daun Surenon, surenin, surenolakton Insektisida
33 Kenikir Daun, bunga Pepeirton, terhtienil Nematisida
34 Zodia Daun, bunga Evodiamin, rutaecarpin Insektisida
35 Kamalakian Biji Recinin Insektisida
36 Selasih Daun, bunga Metyleugenol Pemikat
37 Cengkeh Bunga, tangaki bunga, daun Minyak atsiri Fungisida
38 Tembakau Daun, batang Nikotin Penolak, Insektisida, akarisida
39 Jengkol biji Asang jengkolat, ureum, belerang Pengusir tikus
40 Jarak Semua bagian tanaman Ricin Insektisida, nematisida, fungisida
41 Klerak/lerak buah Saponin Insektisida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar